Notification

×

Iklan

Pasang Iklan

Iklan

Pasang Iklan

BP3MI Makassar Kolaborasi Kawan PMI Sosialisasikan Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

| September 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-27T13:40:03Z
Pasang Iklan

 


Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) bersama kawan pekerja migran Indonesia ( PMI) PMI Sulsel menggelar sosialisasi penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia di Kampung kuliner Jl Hertasning, Makassar, Jumat (27/9/2024)


Perwakilan dari BP3MI Makassar, Arya mengatakan kegiatan ini memfasilitasi calon PMI di Sulawesi Selatan untuk perlindungannya.


Kegiatan ini diikuti peserta 50 irang dari berbagai unsur lembaga, Desa dan penggiat perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI)


Sosialisasi ini adalah round sosialisasi diselenggarakan oleh BP3MI Makassar telah berlangsung di beberapa kabupaten, antara lain Jeneponto, Maros, Sinjai, Bantaeng, Bulukumba, Wajo, dan lain lain. Serta berikutnya akan diselenggarakan di Tanah Toraja, Bone, Takalar dan Palopo.


Dijelaskan, dasar hukum, persyaratan penempatan PMI, melindungi PMI yakni usia berkisar 18-45 usia potensial, kompetensi, sehat jasmani dan rohani serta terdaftar miliki BPJS ketenagakerjaan.


Selain itu, aplikasi siap kerja, KTP elektronik, KK, surat keterangan perkawinan, BPJS TK.

Sertifikat kompetensi kerja./ijasah sekolah.


"Prosedur melakukan pendaftaran pada akun siap kerja dan akan diverifikasi oleh operator dinas," katanya


Kabid Penempatan Dinas Tenaga Kerja Gowa, Syahrul berharap dalam rangka menerjemahkan perintah UU 18 /2017 tentang PMI dalam pasal 40, 41,42 bahwa pemerintah propinsi, maupun pemerintah kabupaten/kita/ dan pemerintah desa agar dapat melaksanakan penyebaran informasi atau sosialisasi secara terukur dan sistemik.


"Agar masyarakat di Sulawesi Selatan tidak lagi menjadi korban penempatan PMI ilegal dan tentu jika PMI yg ditempatkan secara prosedural tentu lebih memastikan Pelindungan PMI," katanya


Menurut dia, negara penting untuk memberi penghargaan tertinggi bagi PMI terlebih PMI adalah penyumbang devisa terbesar setelah migas.


Ketua Kawan PMI Sulawesi Selatan, Iwan Salassa mengatakan pentingnya memasifkan sosialisasi kepada masyarakat untuk memastikan rakyat terfasilitasi untuk menjadi PMI dengan melibatkan berbagai stakeholder, pemerintah kabupaten dan pemerintah desa.


"Sekaligus untuk memastikan terhindar dari PMI unprosedural atau TPPO," ucapnya. (*)

Pasang Iklan

Pasang Iklan


Pasang Iklan

Pasang Iklan
×
Berita Terbaru Update