Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Akbar Ali diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Parepare, Susianna membuka resmi Sosialisasi Pengolahan Sampah Berbasis Ekologi melalui Alokasi Anggaran Kelurahan Berbasis Ekologi (ALAKE) Kecamatan Bacukiki Barat di Ruang Pola Kantor Wali Kota Parepare, Rabu, (22/11/2023).
Pengolahan Sampah Berbasis Ekologi ini adalah terobosan baru, karena Parepare adalah salah satu pilot project Alake di Indonesia.
Hadir menjadi narasumber dalam sosialisasi ini, Kepala Bappeda Parepare, Zulkarnaen Nasrun, yang memaparkan tentang Pagu Indikatif Wilayah dan Anggaran Kelurahan.
Hadir Camat Bacukiki Barat, Ardiansyah Arifuddin sebagai penginisiasi bersama jajaran terkait, dan para pejabat lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas DLH Parepare, Susianna mengatakan, Pemerintah Kota Parepare, telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kualitas hidup masyarakatnya, dengan berbagai macam program kegiatan pembangunan di seluruh bagian kota.
Dia mengemukakan, Pemerintah Kota Parepare berkomitmen bahwa pembangunan-pembangunan di Parepare selama ini semuanya dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
"Terkait dengan Alokasi Anggaran Kelurahan Berbasis Ekologi (ALAKE), Pemerintah Kota Parepare sangat mendukung hal ini. Program seperti ini telah lama dilakukan melalui Pagu Indikatif Wilayah. Dengan adanya program ALAKE ini akan memudahkan dalam memasukkan program lingkungan sebagai salah satu indikator," kata Susianna.
Susianna mengungkapkan, bahwa salah satu permasalahan besar yang dialami kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. Sampah, kata dia, dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia yang akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, dapat dipastikan volume sampah akan selalu bertambah seiring dengan pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat.
"Pemerintah Kota Parepare memiliki program Bank Sampah. Program ini menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan di samping memiliki nilai ekonomis. Masyarakat semakin termotivasi nilai ekonominya bisa jadi lebih tinggi. Di samping itu juga Bank Sampah ini terdapat nilai sosial dan lingkungan yang membantu pemerintah," ungkapnya.
Dia menekankan, pembangunan Bank Sampah ini merupakan momentum awal dalam membina kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah. Hal ini penting, karena sampah mempunyai nilai jual dan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dapat menjadi budaya baru masyarakat.
"Saya mengajak kepada kita semua untuk peduli melakukan pembersihan terhadap sampah-sampah yang ada. Ayo kita jadikan budaya hidup kita, untuk jaga Kota Parepare supaya bersih dan indah, mulai dari diri kita dan lingkungan rumah tempat tinggal kita, tempat kerja. Penanganan sampah harus dilakukan secara sistematis, terstruktur dan massif," imbaunya.
"Saya berharap dengan adanya sosialisasi ini, pengelolaan sampah di Kota Parepare dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan menjaga kelestarian lingkungan kita," harap Susianna.