Menuju Hari Natal akan banyak ditemukan dekorasi pohon natal di setiap rumah umat Kristen maupun di gereja. pohon natal yang dipasang diyakini sebagai bentuk sukacita dalam merayakan Natal.
Pohon natal atau christmas tree dan dekorasinya merupakan bagian penting dalam merayakan Natal di setiap tahunnya. Pohon natal biasanya dari Pohon Cemara yang dihias dengan lampu kerlap-kerlip dengan ornamen hiasan gantungannya seperi bola natal, hiasan manusia salju, hiasan gingerbread atau roti berbentuk manusia, hingga hiasan bintang di pucuk pohon.
Tidak ketinggalan ornamen kado-kado yang ditumpuk di bawah pohon natal. Lantas, bagaimana sejarah adanya pohon natal dan maknanya bagi umat Kristen? Berikut penjelasannya,
* Sejarah Pohon Natal
Awal Mula pohon natal: Sebagai Pemujaan
Melansir history.com, awalnya pohon natal secara tradisional dan sederhana dengan menggunakan pohon cemara untuk menghiasi kuil orang Romawi dalam festival Saturnalia. Sementara bagi orang Mesir Kuno menggunakan pohon palem hijau sebagai bagian dari pemujaan Dewa Ra.
Adapun karangan bunga digunakan oleh orang Mesir Kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan yang abadi. Semakin berkembang, pohon natal secara modern dimulai di Jerman dimana pada abad ke-16 orang Kristen disana membawa pohon ke rumah mereka dan menghiasinya dengan roti jahe, kacang, dan apel.
Pada abad ke-17 pohon natal mulai digunakan di festival dan istana kerajaan besar. Hal tersebut menjadi kebiasaan di kalangan bangsawan sehingga pada awal abad ke-19 menjadi populer di seluruh istana kerajaan Eropa.
Mulai Populer di Inggris dan Amerika
Saat orang Jerman bermigrasi ke belahan dunia lain, tradisi tersebut juga turut menyebar ke seluruh dunia. Tahun 1830-an, pemukiman orang Jerman yang tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat, mulai memperkenalkan pohon natal.
Namun sayangnya pohon natal ini kurang diterima oleh kebanyakan orang Amerika saat itu karena dipandang sebagai simbol pagan (berasal dari bahasa Latin paganus yang artinya penduduk desa).
Di Inggris, Ratu Victoria dan Pangeran Albert mempopulerkan pohon natal di tahun 1840-an. Ratu Victoria sangat populer di kalangan rakyatnya dan apa yang dilakukan di istana segera menjadi tren sehingga sejak saat itu, setiap rumah di Inggris memiliki pohon natal yang dihiasi dengan dekorasi, lilin, dan permen.
Tren pohon natal tidak hanya berlaku di Inggris, tetapi juga akhirnya menyebar ke masyarakat Amerika Pantai Timur. Hingga saat ini, pohon natal menjadi tradisi dan bagian penting dalam perayaan Hari Natal di seluruh dunia.
Semakin berkembangnya zaman, kini pohon natal tidak lagi mengharuskan dari pohon cemara hijau atau pohon pinus karena terdapat pohon natal yang dibuat dari plastik dalam berbagai ukuran dan dengan dekorasi hiasan yang semakin beragam, seperti rumbai-rumbai warna warni hingga lampu hias kerlap-kerlip warna-warni.
Demikian penjelasan tentang sejarah pohon natal dan maknanya bagi umat Kristiani. Selamat merayakan Natal. (*)
* Artikel ini ditulis oleh Fiesta Inka Purwoko peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.