DPRD Parepare melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di gudang Bulog usai menerima laporan warga terkait lonjakan harga beras. DPRD mendesak agar Bulog segera menekan harga beras.
Sidak itu dilakukan oleh 4 legislator yakni Ketua DPRD Kaharuddin Kadir, Waka DPRD Muh Yusuf Lapanna, Kamaluddin Kadir dan Achmad Ariadi. 4 legislator itu disambut pimpinan cabang Bulog Parepare, Mohammad Junaedy.
“Sidak ini kami lakukan karena ini laporan yang 2-3 hari ini yang sangat kencang. Baik telpon langsung diterima oleh masing-masing anggota DPRD maupun di media bertanya terkait dengan kenaikan harga beras,” ungkap Ketua DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir, Rabu (9/7/2025).
Kaharuddin mengatakan, lonjakan harga beras di Pasar menjadi perhatian DPRD karena menjadi kebutuhan dasar warga. Olehnya itu, dia mendesak Bulog untuk segera menekan harga beras.
“Ya kan memang tugasnya bulog itu menstabilkan harga. Di samping menyerap gabah petani, padi petani, dia juga menstabilkan harga,” ujarnya.
Saat sidak, DPRD mengecek ketersediaan stok beras di Bulog yang kerap jadi pemicu kenaikan harga. Namun, DPRD menemukan data stok beras di Bulog justru berlimpah.
“Jadi sebenarnya kalau kan banyak pendapat bahwa jangan-jangan gudang bulog kita tidak ada cadangan stok. Ternyata tadi di sana stok yang ada itu tersedia 105 ribu ton. Jadi stoknya berlebih malah,” jelasnya.
DPRD mengatakan, pihak Bulog berjanji akan menyalurkan beras subsidi SPHP dalam waktu dekat. Badan pangan nasional (Bapanas) sudah menerbitkan surat untuk penyaluran beras SPHP.
“Kemarin tanggal 8 (Juli) sudah keluar suratnya untuk segera menyalurkan beras SPHP. Jadi tadi digambarkan bahwa untuk Parepare ada kurang lebih 40 pengecer. Masing-masing mendapatkan kuota 2 ton per pengecer,” paparnya.
Dia pun tetap akan menunggu kepastian dan melakukan pengawasan terkait penyaluran beras subsidi dan SPHP. Kaharuddin meminta warga untuk melaporkan jika ada pedagang yang menjual beras subsidi di atas harga ecer tertinggi (HET) yakni Rp 12.500 per kilogram.
“Kalau ada pengecer di antara 40 pengecer ini tidak menyalurkan sesuai dengan kuota yang didapatkan 2 ton, masyarakat boleh melaporkan. Melaporkan ke DPRD, melaporkan ke bulog, dan lain-lain sebagainya,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan, beras SPHP yang akan disalurkan itu jenisnya medium. Menurutnya, kualitas berasnya sudah layak untuk dikonsumsi masyarakat.
“Tapi jenis berasnya ini medium dengan broken maksimal 25 persen. Tadi kami diperlihatkan contoh berasnya bagus,” pungkas dia.
Dikonfirmasi terpisah, Pimpinan Cabang Bulog Parepare, Mohammad Junaedy sudah menerima surat dari Bapanas untuk penyaluran beras SPHP. Dia akan mengundang pengecer untuk sosialisasi teknis penyaluran.
“Surat perintah ke bulog sudah ada tadi pagi. Sisa kami undang seluruh pedagang pengecer untuk sosialisasi dan koordinasi secepatnya. Sambil kami menunggu perintah dari bulog pusat,” jelasnya.
Bulog mencatat 40 pengecer yang akan disalurkan beras SPHP. Masing-masing pengecer akan disalurkan beras SPHP sebanyak 2 ton per hari.
“Untuk Parepare lebih dari 40 yang aktif. Tiap pengecer nanti kami berikan dulu tiap pengambilan sebanyak 2 ton. Sambil dievaluasi penjualannya,” ujar dia.
Pihak Bulog menyalurkan beras SPHP dengan harga Rp 11 ribu per kilogram. Pengecer akan menjual ke masyarakat dengan harga ecer tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram.
“Ambil di bulog harga 11.000 per kg aff gudang. Dan penjualan tidak boleh melewati harga het (harga ecer tertinggi) beras medium yaitu maksimal 12.500 per kg,” imbuh dia.
Junaedy memperkirakan penyaluran SPHP akan dimulai di pekan depan. Dia berharap penyaluran beras SPHP di pengecer bisa menekan harga
“Harapan kami secepatnya minggu ini sudah bisa salur. Harapannya bisa langsung menekan harga beras,” pungkas dia.