Notification

×

Iklan

Pasang Iklan

Iklan

Pasang Iklan

GMKI Sulselbara Menyayangkan Penolakan Pendirian Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare

| Oktober 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-09T02:48:48Z
Pasang Iklan


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Korwil Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara (Sulselbara) Restu Tangaka menyayangkan penolakan pendirian Sekolah Kristen Gamaliel di Kota Parepare. Padahal, Parepare dikenal sebagai Kota Cinta.


Sekolah Kristen Gamaliel ditolak karena akan dibangun dekat dengan permukiman yang mayoritas muslim. Sekolah itu sendiri berada di Kecamatan Soreang, Parepare. Alasan lain masyarakat yang ikut mendemo sekolah yang akan dibangun tidak mengantongi izin.


Dilansir dari Detik.com  Pimpinan DPRD Parepare sudah memberikan atensi terhadap kasus ini, dan tindak lanjut berikutnya akan mendudukkan sejumlah kepentingan baik dari pihak Yayasan Sekolah Kristen Gamaliel, PUPR Parepare, Pemerintah Daerah, dan Warga yang melakukan demo, Senin 9 Oktober.


Restu mengatakan penolakan terhadap Sekolah Kristen Gamaliel tidak sejalan dengan semangat kerukunan dan keberagaman yang telah lama menjadi ciri khas Parepare.


"Kami sangat prihatin dengan penolakan terhadap pendirian Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare. Kota ini telah lama dikenal sebagai contoh harmoni antaragama, dan tindakan penolakan ini dapat merusak citra kota yang toleran,” ujarnya, Senin 9 Oktober 2023.


Sebagai Korwil GMKI Sulselbara, Restu mengingatkan sejumlah pihak terutama Pemerintah Daerah dan DPRD bahwa pendirian Sekolah Kristen Gamaliel adalah hak yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 


"GMKI berharap pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dapat memastikan hak-hak warga negara untuk mendirikan sekolah sesuai dengan keyakinan mereka dihormati dan dipenuhi," ungkap dia.


Selain itu, GMKI Sulselbara mengajak semua pihak, termasuk tokoh agama dan masyarakat Parepare, seluruh organisasi kepemudaan, BEM, dll untuk berdialog dan mencari solusi yang memadai untuk permasalahan ini. Restu meyakini bahwa dengan berbicara secara terbuka dan saling memahami, semua pihak dapat mencapai kesepakatan yang membawa keadilan bagi warga maupun pihak sekolah.


Suasana yang masih panas akibat aksi penolakan dapat menimbulkan gesekan yang lebih besar. Oleh karena itu Restu Tangaka meminta semua pihak untuk tidak terprovokasi dan terjebak dalam alur permasalahan yang belum dimufakatkan.

 

“Kita butuh diskusi Solutiv penuh Cinta, biarkan cinta toleran di Kota Parepare terus utuh” tutup Restu.

Pasang Iklan


Pasang Iklan


Pasang Iklan


Pasang Iklan


×
Berita Terbaru Update